Report to E-mail: bps6210@bps.go.id or Telp/SMS/WhatsApp: 0811-520-6210. If things happen that are not pleasing to you or you find an officer asking for a reward / tip.
For requests and consultation for statistical data, please contact us via the WhatsApp chat service at 0811-520-6210.
Poverty Profile of Kalimantan Tengah Province, September 2016
Jumlah penduduk
miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di
bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Kalimantan
Tengah pada September2016 mencapai137.463orang (5,36persen),
berkurang 10.666
orang (0,55 persen) dibandingkan dengan
penduduk miskin pada September 2015 yang berjumlah 148.129 orang (5,91persen).
Selama periode September
2015 – September
2016 penduduk miskin
di daerah perkotaan berkurang8.108 orang (dari 48.723orang pada September
2015 menjadi 40.615 orang pada September
2016), sementara di
daerah perdesaan berkurang 2.558 orang (dari 99.406orang pada September
2015 menjadi 96.848 orang pada September
2016).
Penduduk miskin
di daerah perkotaan pada September 2015 sebesar 5,68persen, turun
menjadi 4,49persen pada September
2016. Sementara penduduk miskin di daerah
perdesaan turun
dari 6,02persen padaSeptember 2015menjadi 5,83persen pada September
2016.
Garis Kemiskinan
pada September
2016yaitu sebesar Rp 380.524,- mengalami
kenaikan dari September
2015yang hanya sebesar Rp 362.729,- (naik 4,91 persen).
Peranan komoditi
makanan terhadap Garis Kemiskinan masih
jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2016, sumbangan Garis
Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan
sebesar 79,77 persen, kondisi ini
tidak jauh berbeda dengan kondisiSeptember 2015yaitu sebesar 79,73 persen.
Komoditi makanan
yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan, diantaranya adalah
beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir,kue basah, mieinstan, dan bawang merah. Sedangkan, untuk
komoditi bukan makanan diantaranya adalah
biayaperumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.
Pada periode September
2015 – September
2016, Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) turun dari 1,018 menjadi 0,648,ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan.
Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun dari 0,235 menjadi 0,146. Angka ini
menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin menyempit.
Jika dibandingkan
antar provinsi yang ada di Pulau Kalimantan pada September 2016angka kemiskinan
tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 8,00 persen,
sedangkan terendah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 4,52 persen.